, ,

Kesayangan Raib Diganti Ular: Kisah Pilu Sukarjo Kehilangan Burung Kenari Rp 600 Ribu di Pagi Buta

INFO Kumurkek- Pagi yang seharusnya tenang dan penuh kedamaian berubah menjadi mencekam bagi Sukarjo (60). Selepas menunaikan Salat Subuh, seperti rutinitas hariannya, pria paruh baya itu beranjak untuk memberi makan koleksi burung peliharaannya. Namun, langkahnya terpaku di depan satu sangkar. Isinya bukan lagi burung kenari kesayangannya yang bersuara merdu, melainkan seekor “tamu tak diundang” yang membuat bulu kuduk berdiri: ular cincin emas (Bungarus candidus) yang sedang melingkar dengan tenang.

Rutinitas Pagi Sukarjo Yang Berubah Menjadi Mimpi Buruk
Rutinitas Pagi Sukarjo Yang Berubah Menjadi Mimpi Buruk

Baca Juga : Peta Kekuatan Baru Di Grasberg Pemerintah Indonesia Kuat Menuju Meja Negosiasi Perpanjangan 2041

“Sontak hati saya langsung berdebar-debar. Tadi setelah salat, saya berniat mengisi suara merdu itu sebagai pembuka hari. Alangkah terkejutnya saya, kandang yang seharusnya berisi si kenari justru dihuni ular berbisa,” tutur Sukarjo, warga RT 09/RW 02, Kelurahan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas, dengan suara yang masih terbawa rasa kaget.

Burung kenari yang hilang itu bukanlah sekadar burung biasa. Ia telah lama menjadi teman setia Sukarjo, terutama di masa pensiunnya. Kicauannya yang merdu dan gacor (rajin berkicau) menjadi hiburan dan penyemangat di rumahnya. “Harganya mungkin sekitar Rp 600 ribuan. Tapi nilai rasanya jauh lebih dari itu. Dia adalah kesayangan saya, penghibur di kala sepi, yang membuat rumah terasa hidup dengan suaranya,” kenangnya dengan nada pilu.

Sukarjo pun tak bisa berbuat banyak

Dari posisinya yang melingkar dan perut yang tampak membesar, ia menyadari sang ular telah menelan bulat-bulat burung kesayangannya. Penghiburan yang ia cari setiap pagi telah berubah menjadi mangsa.

Ia lalu mencoba menelusuri bagaimana ular itu bisa masuk. Dugaan kuatnya mengarah ke sebuah kebun kosong di sebelah timur rumahnya. Area itu ditumbuhi beberapa pohon rindang, seperti pete, rambutan, dan alpukat, yang menjadi habitat potensial bagi reptil tersebut. “Kemungkinan besar ularnya menyusup dari kebun, merayap masuk ke garasi motor semi outdoor saya, dan akhirnya menemukan sangkar burung. Yang lucu, setelah kenyang menyantap burung saya, dia malah terjebak di dalam sangkar dan tidak bisa keluar,” jelas Sukarjo sambil menggambarkan ironi situasi tersebut.

Dengan hati-hati, ia memindahkan seluruh sangkar berisi “penghuni baru” itu ke halaman depan rumah untuk mencegah ular tersebut melarikan diri ke area lain. Sekitar pukul 06.00 WIB, ia segera menghubungi Petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) dari Pos Kemranjen untuk meminta evakuasi.

Dalam kebingungan dan kekesalannya, sempat terlintas niat untuk menyelesaikan masalah sendiri

“Awalnya saya ingin menyiramnya dengan air panas, tapi anak saya yang sedang bekerja di luar kota melarang melalui telepon. Kebetulan dia adalah pencinta ular dan paham betul jenis-jenisnya. Dialah yang memberitahu bahwa ular itu adalah Cincin Emas yang memiliki bisa tingkat menengah dan sangat berbahaya,” ungkap Sukarjo, mengakuri nasihat sang anak.

Rutinitas Tim Damkar pun tiba sekitar pukul 06.30 WIB dan dengan sigap mengevakuasi ular tersebut. Setelah diukur, reptil berbisa itu memiliki panjang tubuh sekitar 90 centimeter. “Akhirnya, ular itu langsung diamankan oleh tim damkar. Saya bersyukur tidak ada anggota keluarga yang terluka, meski hati ini masih sedih kehilangan burung kesayangan,” pungkas Sukarjo dengan perasaan campur aduk: lega karena selamat, namun berduka atas kehilangan teman kecilnya.

Insiden ini mengingatkan akan pentingnya kewaspadaan terhadap keberadaan hewan liar, terutama di daerah yang berdekatan dengan kebun atau area terbuka. Kehilangan materi bisa diganti, namun keselamatan jiwa adalah yang utama.

Tidak Ada Postingan Lagi.

Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.