Duka di Bumi Cendrawasih: Pekerja Proyek Jalan Tewas Ditembak KKB Pimpinan Daniel Aibon di Intan Jaya
INFO Kumurkek- Sebuah tragedi kekejaman kembali menyelimuti Kabupaten Intan Jaya, memutus harapan seorang anak muda yang sedang mengabdi untuk membangun tanah kelahirannya. Anselmus Arfin (25), seorang pekerja muda yang penuh semangat, harus meregang nyawa setelah menjadi korban penembakan brutal oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang dipimpin oleh Daniel Aibon Kogoya.

Baca Juga : Sekadar Tiga Poin Kemenangan Dramatis Persipura Adalah Pernyataan Untuk Grup B
Insiden berdarah ini terjadi di area perbatasan Kampung Ndugusiga dan Bambu Kuning, di mana Anselmus dan empat rekannya, karyawan PT TJP, sedang menjalankan tugas mulia: mengukur dan membuka jalan untuk kemajuan infrastruktur Papua. Suasana yang awalnya dipenuhi deru traktor dan fokus kerja, berubah seketika menjadi mencekam oleh sebuah letusan senjata api.
Detik-Detik Mencekam di Lokasi Proyek
Berdasarkan keterangan Kepala Operasi Damai Cartenz, Brigjen Faizal Ramadhani, korban dan timnya sedang asyik bekerja dengan menggunakan traktor. Tiba-tiba, dari arah kiri jalan, sebuah peluru melesat tanpa peringatan. “Terdengar satu kali letusan tembakan yang mengenai dada kiri korban hingga tembus ke punggung,” ujar Faizal, menggambarkan kesigapan kekerasan yang menyasar Anselmus.
Anselmus pun tumbang di tempat ia berdiri, mengerjakan tugasnya. Rekan-rekannya yang menyaksikan langsung peristiwa tragis itu berusaha menyelamatkannya. Dengan panik dan penuh harap, korban segera dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sugapa, Intan Jaya. Sayangnya, upaya tim medis tidak cukup untuk menyelamatkan nyawanya. Luka tembak yang terlalu parah memutus hidup pemuda malang itu. Ia dinyatakan meninggal dunia, meninggalkan duka bagi keluarga dan rekan-rekannya.
Penghambat Pembangunan dan Penegasan Negara
Brigjen Faizal Ramadhani dengan tegas menyatakan bahwa aksi penembakan ini didalangi oleh kelompok KKB pimpinan Daniel Aibon Kogoya, sebuah kelompok yang dikenal sering berulah dan menebar teror di wilayah Intan Jaya. Faizal tidak hanya menyampaikan duka, tetapi juga mengutuk keras aksi biadab ini.
“Aksi kejahatan bersenjata yang dilakukan oleh KKB ini adalah kejahatan kemanusiaan yang ganda. Mereka tidak hanya merenggut nyawa warga sipil tak bersalah yang hanya ingin bekerja membangun daerahnya, tetapi juga dengan sengaja menghambat proses percepatan pembangunan di Tanah Papua,” tegas Faizal dalam pernyataannya.
Dia menegaskan bahwa negara tidak akan gentar, apalagi mundur, oleh aksi-aksi teror semacam ini. “Keamanan bagi warga dan keberlanjutan pembangunan, termasuk proyek-proyek strategis seperti pembangunan jalan ini, adalah harga mati.
Respons Cepat Aparat dan Duka yang Tertinggal
Mendapatkan laporan kejadian, aparat gabungan TNI dan Polri langsung bergerak cepat. Sebagian personel diterjunkan ke lokasi kejadian untuk melakukan pengejaran terhadap para pelaku, sementara yang lainnya melakukan pemantauan di RSUD Sugapa dan berkoordinasi intensif dengan pihak perusahaan untuk memastikan keamanan dan proses evakuasi.
Tragedi ini bukan sekadar angka statistik. Ini adalah cerita tentang Anselmus Arfin, seorang pemuda berusia 25 tahun yang ambisinya untuk melihat Papua yang lebih maju harus terpenggal oleh peluru. Ia adalah simbol dari banyak anak muda Papua yang ingin berpartisipasi aktif dalam pembangunan, namun terhadang oleh bayang-bayang kekerasan yang masih terus berulang.
Kematiannya meninggalkan pertanyaan mendalam dan luka yang dalam bagi masyarakat Intan Jaya. Kapan mimpi akan perdamaian dan kemajuan benar-benar bisa terwujud, jika nyawa para pekerjanya terus menjadi taruhan?
Pengejaran Terus Berlangsung, Masyarakatakat Berduka
Sebagai respons langsung, aparat keamanan kini tengah menggelar operasi pengejaran terhadap kelompok Daniel Aibon. Selanjutnya, mereka juga memperketat pengawasan di titik-titik rawan di sekitar Intan Jaya. Di sisi lain, tragedi ini telah menyisakan duka mendalam bagi keluarga Anselmus dan rekan-rekan kerjanya.
Selain itu, insiden ini kembali menyoroti kerentanan para pekerja proyek infrastruktur di Papua. Oleh karena itu, seruan untuk perlindungan yang lebih maksimal bagi para pekerja semakin mengemuka. Pihak perusahaan dan pemerintah daerah didesak untuk membuat skema keamanan yang lebih komprehensif. Misalnya, dengan menambah pengawalan dan melengkapi tim dengan alat komunikasi satelit di area blank spot.
Bahkan lebih dari itu, masyarakat setempat mulai menyuarakan penolakan terhadap aksi kekerasan ini. Mereka menyatakan bahwa pembangunan jalan ini justru akan membawa kemanfaatan ekonomi bagi mereka. Akibatnya, aksi KKB ini justru berpotensi memutus harapan akan kehidupan yang lebih sejahtera.
Pada akhirnya, jalan terbaik untuk menghormati jasa Anselmus dan korban lainnya adalah dengan terus melanjutkan pembangunan secara berkelanjutan. Dengan kata lain, kita tidak boleh membiarkan teror menghentikan niat baik untuk memajukan Papua.



