Dari Kemacetan Kronis ke Kebanggaan Global: Jakarta Masuk 20 Besar Kota dengan Transportasi Publik Terbaik Dunia
INFO Kumurkek– Jakarta selama puluhan tahun identik dengan sebuah fenomena yang melelahkan: kemacetan. Ibukota Indonesia itu kerap menjadi bahan pembicaraan, bahkan menjadi subjek dokumentasi, atas lalu lintasnya yang nyaris tak bergerak. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, sebuah transformasi besar-besaran mulai terlihat. Jalan-jalan yang dahulu didominasi oleh mobil pribadi, perlahan mulai berbagi ruang dengan bus-bus modern, jalur sepeda, dan yang paling ikonik, jaringan kereta bawah tanah yang megah.
Transformasi itu kini mendapatkan pengakuan yang paling menggembirakan. Berdasarkan survei global yang dilakukan oleh Time Out pada tahun 2025, Jakarta berhasil melakukan lompatan signifikan dengan menempati peringkat ke-17 dari 60 kota dengan transportasi publik terbaik di dunia. Prestasi ini tidak hanya menjadi berita baik, tetapi sebuah pernyataan kepada dunia: Jakarta sedang berubah.
Sebuah Kebanggaan bagi Para Pembuat Kebijakan
Kabar menggembirakan ini tentu disambut dengan hangat oleh jajaran pemerintah dan legislatif di ibu kota. Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Ismail, menyatakan rasa bangga dan apresiasinya atas capaian ini. Menurutnya, penetapan peringkat ke-17 ini bukanlah suatu kebetulan, melainkan hasil dari sebuah perjalanan panjang dan konsistensi.
“Kita patut berbangga meski ini belum akhir, karena masih banyak target yang harus terus kita kejarkan,” ujar Ismail di Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (8/9/2025). Ia menegaskan bahwa prestasi ini adalah buah dari keseriusan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI dalam menjalankan peta jalan (roadmap) pembangunan transportasi yang telah dicanangkan beberapa tahun silam.

Baca Juga: Jakarta Dihantam Angin Kencang, 7 Pohon Tumbang Timpa Rumah dan Fasilitas Umum
Ismail, yang berasal dari Fraksi PKS, melihat bahwa komitmen untuk menghadirkan transportasi publik yang aman, terjangkau, dan berkualitas mulai menunjukkan hasil yang nyata dan terukur. “Ketika itu terwujud, dan ranking Jakarta naik, ya kita patut apresiasi,” tandasnya.
Lebih Baik dari Tetangga, Peringkat Kedua di ASEAN
Yang membuat pencapaian ini semakin membanggakan adalah posisi Jakarta dalam kancah regional. Dalam daftar Time Out tersebut, Jakarta berhasil mengungguli kota-kota besar ASEAN lainnya seperti Kuala Lumpur (Malaysia), Manila (Filipina), dan Bangkok (Thailand). Jakarta hanya berada satu peringkat di bawah Singapura, yang memang telah lama dikenal dengan sistem transportasi publiknya yang sangat terintegrasi dan efisien.
“Jakarta sekarang ini dari 60 kota, dengan 18 ribu responden yang disurvei, itu berada nomor 17. Di ASEAN setelah Singapura, jadi kita lebih baik dari Kuala Lumpur, Manila, Bangkok, dan sebagainya,” ujar Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, seperti dikutip oleh Kompas.com.
Pencapaian ini disebutkan Gubernur sebagai sebuah bentuk pengakuan global atas berbagai terobosan dan kemajuan yang telah dilakukan di sektor transportasi ibu kota. Ia berharap, posisi Jakarta dapat terus meningkat pada tahun-tahun mendatang, seiring dengan penyempurnaan sistem yang terus dilakukan.
Jalan Panjang Transformasi Transportasi Jakarta
Prestasi ini tidak lahir dalam semalam. Ia adalah hasil dari investasi besar-besaran, perencanaan strategis, dan keberanian untuk mengambil kebijakan yang tidak selalu populer. Beberapa faktor kunci kesuksesan ini antara lain:
-
Integrasi Moda Transportasi yang Semakin Baik: Keberadaan MRT Jakarta (Moda Raya Terpadu), baik fase satu (Lebak Bulus-Bundaran HI) maupun fase dua yang membentang hingga ke Kota, menjadi tulang punggung utama. MRT kemudian diintegrasikan dengan LRT Jakarta, TransJakarta dengan puluhan rute koridornya, dan KRL Commuterline. Sistem pembayaran tunggal JakLingko telah memudahkan masyarakat untuk berpindah moda transportasi tanpa perlu membeli tiket berulang kali.
-
Revitalisasi TransJakarta: Bus TransJakarta mengalami transformasi dramatis. Dari bus yang sering penuh dan tidak nyaman, kini hadir bus-bus baru ber-AC, halte yang lebih manusiawi, serta rute-rute feeder yang menjangkau wilayah permukiman. Keberadaan bus listrik juga menambah citra modern dan ramah lingkungan.
-
Kebijakan Pengurangan Kendaraan Pribadi: Kebijakan seperti Ganjil-Genap dan pengembangan jalur khusus bus (busway) mendorong, atau dalam beberapa hal ‘memaksa’, masyarakat untuk mulai mempertimbangkan alternatif transportasi selain kendaraan pribadi.
-
Tambahnya Jalur Pedestrian dan Sepeda: Pembenahan trotoar dan pembangunan jalur sepeda di berbagai titik utama Jakarta tidak hanya tentang transportasi, tetapi juga tentang menciptakan kota yang lebih manusiawi dan sehat.
Tantangan ke Depan: Bukan Hanya Infrastruktur
Meski bangga, Legislator Ismail juga mengingatkan bahwa perjalanan belum usai. Masih ada sejumlah aspek yang perlu terus ditingkatkan. “Mulai dari perluasan akses, penambahan moda, hingga peningkatan kualitas layanan transportasi publik,” ujarnya.
Namun, ia menekankan satu hal yang lebih penting dari sekadar infrastruktur: perubahan perilaku masyarakat. “Yang lebih penting adalah seberapa banyak masyarakat secara sadar beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi publik yang kini sudah dibuat lebih lengkap, nyaman, dan aman,” tambah Ismail.
Tantangan inilah yang kini dihadapi Jakarta. Membangun infrastruktur memang sulit, tetapi mengubah mindset dan budaya bertransportasi masyarakat mungkin bahkan lebih kompleks. Keberhasilan Jakarta naik peringkat harus menjadi momentum untuk memperkuat pelayanan, seperti menjaga kebersihan halte dan kendaraan, memastikan ketepatan waktu, menjamin keamanan, dan terus memperluas jangkauan hingga ke wilayah-wilayah penyangga yang masih minim akses.
Sebuah Titik Terang di Masa Depan
Peringkat ke-17 dari Time Out adalah lebih dari sekadar angka. Ia adalah simbol harapan dan bukti bahwa perubahan yang terstruktur dan berkelanjutan pasti akan membuahkan hasil. Ia memberikan keyakinan kepada warga Jakarta bahwa kota mereka bisa menjadi lebih baik.
Prestasi ini adalah pijakan yang kuat untuk melangkah lebih jauh. Jika konsistensi dan inovasi terus dijaga, bukan tidak mungkin dalam beberapa tahun ke depan, nama Jakarta akan bersaing lebih ketat dengan kota-kota besar dunia lainnya dan mungkin suatu saat nadi, menyamai bahkan melampaui Singapura sebagai pemimpin transportasi publik di Asia Tenggara. Kebanggaan hari ini harus menjadi bahan bakar untuk mewujudkan Jakarta yang tidak hanya bebas macet, tetapi juga nyaman, berkelanjutan, dan manusiawi bagi semua warganya.





