Kekejaman di Tambang Emas: Dua Pendulang Emas Tewas Ditembak OPM di Yahukimo, TNI Bantah Keras Isu Korban sebagai Intel
INFO Kumurkek- Sebuah insiden berdarah kembali memilukan bumi Papua. Dua warga sipil yang berprofesi sebagai pendulang emas tradisional menjadi korban penembakan brutal oleh kelompok yang mengaku sebagai Organisasi Papua Merdeka (OPM). Peristiwa tragis ini terjadi di kawasan tambang emas Koroway, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.

Baca Juga : PT Jasa Raharja Bukittinggi Gelar Forum Komunikasi Lalu Lintas di Payakumbuh
Kedua korban tewas setelah dituding oleh OPM sebagai mata-mata atau intelijen militer. Namun, klaim tersebut dibantah tegas oleh pihak Tentara Nasional Indonesia (TNI). Kapendam XVII/Cenderawasih, Kolonel Inf Candra Kurniawan, menyatakan dengan jelas bahwa kedua korban adalah warga sipil biasa, bukan prajurit TNI apalagi anggota intelijen.
“Berdasarkan informasi yang kami terima dan verifikasi, OPM telah membunuh dua warga sipil dengan keji. Kami ingin menegaskan dan memastikan bahwa kedua korban ini bukanlah prajurit TNI, serta sama sekali bukan bagian dari intelijen militer,” tegas Candra dalam keterangan persnya.
Kronologi Masih Samar Akibat Keterbatasan Komunikasi
Hingga saat ini, kronologi detail penyerangan masih dalam proses penyelidikan mendalam. Keterbatasan infrastruktur komunikasi di wilayah terpencil Yahukimo menjadi kendala utama dalam mengungkap rangkaian peristiwa sepenuhnya.
“Cakupan sinyal yang sangat terbatas menyulitkan tim kami untuk mendapatkan laporan lengkap secara real-time. Investigasi masih terus dilakukan untuk merekonstruksi kejadian secara akurat,” tutur Candra, menjelaskan tantangan yang dihadapi di lapangan.
TNI Sebut Klaim OPM sebagai Propaganda dan Pembenaran Tindak Kejahatan
Kapendam Cenderawasih tidak tinggal diam menanggapi tuduhan OPM. Ia menyebut bahwa penyebaran informasi bahwa korban adalah intelijen merupakan bagian dari strategi propaganda yang menyesatkan.
“Klaim yang dilontarkan OPM adalah berita hoax yang sangat menyesatkan. Ini adalah bentuk pembenaran atas tindak kejahatan mereka yang sesungguhnya. Isu sengaja disebarkan untuk memprovokasi dan mengaburkan fakta bahwa aksi ini adalah pembunuhan terhadap warga sipil tak bersalah,” papar Candra dengan nada tegas.
Lebih lanjut, Candra menegaskan bahwa tindakan OPM ini mencerminkan karakter sebagai “penjahat kemanusiaan” yang tidak segan menebar teror dan merenggut nyawa rakyat biasa.
Mengenang Korban dan Dampak pada Masyarakat
Insiden ini bukan hanya merenggut dua nyawa, tetapi juga menebarkan trauma mendalam bagi komunitas pendulang emas tradisional dan warga sekitar. Aktivitas pencarian nafkah yang sudah sulit kini dibayangi ketakutan akan keselamatan jiwa. Peristiwa ini menyoroti kembali kerentanan warga sipil yang terjebak dalam situasi konflik dan kekerasan yang terus berulang di daerah tersebut.
Pihak berwajib diharapkan dapat segera mengusut tuntas kasus ini dan mengambil langkah-langkah konkret untuk meningkatkan pengamanan, sehingga memberikan rasa aman dan melindungi warga sipil dari aksi-aksi kekerasan di masa depan.



