INFO Kumurkek

, ,

Kabar Gemilang dari Bumi Papua: Astra Motor Papua Raih Puncak Prestasi Keamanan Nasional

INFO Kumurkek Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh Astra Motor Papua! Dengan dedikasi dan inovasi yang tak kenal lelah, tim tanggap darurat perusahaan berhasil membawa nama Astra Motor Papua masuk dalam 10 Besar Finalis Corporate Affair Awards (CAA) 2025 untuk kategori bergengsi Astra Security Management System (ASMS) – Security Culture Ownership (People). Pencapaian ini bukan sekadar angka, tetapi bukti nyata komitmen mereka dalam menciptakan benteng keselamatan yang hidup dan bernapas dalam setiap aktivitas karyawan.

Prestasi Membanggakan, Tim Tanggap Darurat Astra Motor Papua Raih Peringkat 10 Besar CAA 2025
Prestasi Membanggakan, Tim Tanggap Darurat Astra Motor Papua Raih Peringkat 10 Besar CAA 2025

Baca Juga : Perjalanan Damai Berakhir Tragis, Satu Nyawa Warga Sipil Jadi Korban Kekerasan Di Nabire

Dari Prosedur Menjadi Budaya: Sebuah Evolusi Kesadaran

Thomas Pradu, Region Head Astra Motor Papua, dengan penuh kebanggaan memaparkan bahwa kunci kesuksesan ini terletak pada pendekatan yang transformatif. Inovasi yang diusung tidak berhenti pada pembaruan sistem, tetapi fokus pada pembentukan budaya siaga dan keselamatan yang meresap dalam DNA setiap insan Astra Motor Papua.

“Proyek ini adalah buah dari pengembangan berkelanjutan sejak tahun sebelumnya. Kami tidak hanya membangun sistem, tetapi lebih kepada memupuk perilaku, kepedulian, dan partisipasi aktif seluruh karyawan. Keamanan dan kesiapsiagaan darurat telah berubah dari sekadar aturan menjadi nilai bersama,” ujar Thomas melalui siaran pers.

Ia menambahkan, “Tentu kami sangat bangga bisa bersaing dan unggul di antara perusahaan-perusahaan Astra terbaik se-Indonesia. Pencapaian ini adalah bukti nyata bahwa semangat budaya siaga telah menjadi napas keseharian tim kami di Papua. Bagi kami, keamanan bukan lagi sekadar manual prosedur, tetapi telah menjadi kebiasaan yang tumbuh subur dari kesadaran dan kepedulian kolektif.”

Strategi Jitu: Melampaui Teori, Menyentuh Hati Nurani

Lantas, bagaimana cara Astra Motor Papua menanamkan budaya ini? Melalui pendekatan yang kreatif dan langsung menyentuh lapisan kesadaran tertinggi. Tim andalan SAR, yang terdiri dari Supriyadi, Alfa, dan Romario, merancang program yang menggabungkan:

  1. Simulasi Keadaan Darurat yang Realistis: Latihan tidak lagi bersifat formalitas. Setiap simulasi dirancang sedemikian rupa untuk memberikan pengalaman nyata, membangun insting, dan melatih ketenangan dalam menghadapi krisis.

  2. Edukasi Visual yang Interaktif: Materi keamanan disajikan dengan visual yang menarik dan mudah dipahami, menghindari kesan monoton. Poster, video singkat, dan infografis dipasang di titik-titik strategis untuk terus mengingatkan pentingnya kewaspadaan.

  3. Koordinasi Langsung dengan Instansi Terkait: Kemitraan yang erat dengan pemadam kebakaran, kepolisian, dan instansi keamanan setempat memastikan bahwa protokol yang diterapkan sesuai dengan standar terbaru dan terintegrasi dengan sistem keamanan wilayah.

Keselamatan adalah Cermin Kerjasama Tim yang Solid

“Kesuksesan ini adalah buah dari kerja keras seluruh keluarga besar Astra Motor Papua. Filosofi kami sederhana: kami tidak hanya berinvestasi pada inovasi teknologi tercanggih, tetapi yang terpenting adalah membangun kesadaran manusiawi tentang arti pentingnya keselamatan dan kesiapan. Teknologi hanyalah alat. Keamanan sejati lahir dari budaya yang hidup dalam sanubari setiap individu, bukan dari kewajiban menjalankan prosedur belaka,” tegas Bagas.

Pencapaian Astra Motor Papua sebagai Top 10 Finalis CAA 2025 ini menjadi penanda bahwa komitmen terhadap keselamatan tidak mengenal batas geografis. Dari timur Indonesia, mereka menunjukkan bahwa dengan semangat kolaborasi dan pendekatan yang manusiawi, menciptakan lingkungan kerja yang aman dan tangguh bukanlah sebuah impian, tetapi sebuah kenyataan yang dapat diwujudkan. Selamat untuk prestasi yang gemilang

, ,

Tragedi Berdarah di Nabire: Mobil Warga Dihujani Peluru KKB, Satu Nyawa Melayang dan Empat Korban Luka-Luka

INFO Kumurkek- Sebuah aksi kekerasan yang menewaskan seorang warga sipil kembali meneror Distrik Nabire Barat, Kabupaten Nabire, Papua Tengah. Sebuah mobil yang tengah melintas dengan damai menjadi sasaran tembak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), mengubah perjalanan biasa menjadi scene horor yang merenggut nyawa dan melukai empat orang lainnya.

Perjalanan Damai Berakhir Tragis, Satu Nyawa Warga Sipil Jadi Korban Kekerasan Di Nabire
Perjalanan Damai Berakhir Tragis, Satu Nyawa Warga Sipil Jadi Korban Kekerasan Di Nabire

Baca Juga : Kementrans Luncurkan Gagasan Kolaborasi Internasional Untuk Bangun Kawasan Transmigrasi Papua

Kronologi Insiden Berdarah

Peristiwa tragis ini terjadi di kawasan Kali Semen, Wadio Atas. Menurut laporan dari Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz, Brigjen Pol. Faizal Rahmadani, satu unit mobil jenis Hilux yang ditumpangi lima orang warga menjadi sasaran empuk kelompok bersenjata pimpinan Aibon Kogoya. Tanpa amaran, mobil tersebut dihujani peluru dari jarak dekat.

Akibatnya sungguh tragis. Masturiyadi (50 tahun), seorang penumpang di dalam mobil, tewas di tempat setelah peluru menembus bagian belakang kepala kanannya. Ia menjadi korban jiwa dalam insiden biadab ini. Tidak hanya satu, empat penumpang lainnya juga turut menjadi korban dan mengalami luka-luka. Mereka adalah Yance Makai (38), Aser Kegou (45), Martinus Makai (42), dan Ari.

Bukti Kekejaman di Medan Tembak

Bukti-bukti di lokasi kejadian menggambarkan betapa brutalnya serangan ini. Kendaraan Hilux yang mereka tumpangi dilaporkan dalam kondisi rusak berat. Badan mobil dipenuhi oleh lubang-lubang bekas tembakan, menjadi saksi bisu betapa intensnya rentetan peluru yang diarahkan kepada warga sipil yang tidak bersenjata. Pemandangan ini semakin mengukuhkan narasi serangan yang tidak manusiawi dan menargetkan masyarakat tak berdosa.

Evakuasi dan Respons Keamanan

Tenaga medis di rumah sakit tersebut langsung bergerak merawat korban-korban luka tembak ini.

Merespons insiden ini, aparat keamanan dari Satgas Operasi Damai Cartenz bersama Polres Nabire segera turun tangan. Mereka langsung melakukan penyelidikan mendalam dan melancarkan operasi pengejaran terhadap kelompok pelaku yang bertanggung jawab.

Brigjen Faizal Rahmadani menegaskan komitmennya, “Saat ini kami fokus melakukan pengejaran terhadap kelompok pelaku yang bertanggung jawab atas kejadian tersebut dan memperkuat pengamanan di wilayah Nabire Barat. Kami meningkatkan patroli dan pengawasan di jalur-jalur yang dianggap rawan, karena keamanan masyarakat menjadi prioritas utama Operasi Damai Cartenz.”

Konteks yang Lebih Luas

Insiden di Kali Semen ini bukanlah yang pertama kali terjadi dan semakin menambah daftar panjang kekerasan yang melibatkan KKB di Perjalanan Tanah Papua. Serangan terhadap warga sipil, seperti kasus ini, tidak hanya menimbulkan korban jiwa tetapi juga menebar trauma mendalam dan ketakutan di tengah masyarakat. Aksi-aksi semacam ini secara nyata mengganggu stabilitas dan upaya menciptakan kedamaian di Papua, sekaligus menjadi ujian berat bagi upaya-upaya penyelesaian konflik yang berlangsung. Masyarakat pun berharap agar aparat keamanan dapat segera mengungkap dan menangkap semua pihak yang terlibat, serta memberikan perlindungan maksimal kepada warga.

, ,

Jalin Kolaborasi Global, Kementrans Ajak Mahasiswa dan Akademisi China Wujudkan Papua Sebagai Pusat Pertumbuhan Baru yang Inklusif

INFO Kumurkek- Membuka babak baru dalam pembangunan kawasan transmigrasi, Kementerian Transmigrasi Kementrans secara resmi meluncurkan gagasan kolaborasi internasional yang visioner. Menteri Transmigrasi, M. Iftitah Sulaiman Suryanagara, secara langsung mengajak para mahasiswa, akademisi, dan pakar dari China untuk turut serta dalam membangun kawasan transmigrasi di Tanah Papua. Ajakan strategis ini disampaikan dalam sebuah kuliah umum yang penuh semangat di hadapan sivitas akademika Central China Normal University (CCNU), Wuhan, yang disambut hangat.

Kementrans Luncurkan Gagasan Kolaborasi Internasional Untuk Bangun Kawasan Transmigrasi Papua
Kementrans Luncurkan Gagasan Kolaborasi Internasional Untuk Bangun Kawasan Transmigrasi Papua

Baca Juga : Kedamaian Malam Dekai Pecah Oleh Teriakan Dan Bau Anyir Darah

Dalam paparannya, Menteri Iftitah menekankan visi besar Pemerintah Indonesia untuk mengubah kawasan transmigrasi tidak lagi sekadar menjadi tempat pemukiman, melainkan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru yang inklusif dan berkelanjutan. Papua, dengan kekayaan alam dan potensi budayanya yang melimpah, dipandang sebagai kanvas sempurna untuk mewujudkan visi ini.

Dari seluruh wilayah Indonesia, Papua mewakili sebuah paradoks yang penuh harapan

Di balik gemerlap kekayaan alamnya, tersimpan tantangan untuk memastikan bahwa setiap anak bangsa di sana merasakan sentuhan kemajuan yang merata. Dalam perjalanan ini, kami banyak belajar dari China, sebuah bangsa yang membuktikan bahwa kekuatan sesungguhnya terletak pada integritas dan semangat rakyatnya,” ujar Iftitah, dalam keterangan tertulis yang diterima.

Lebih lanjut, Menteri menyampaikan filosofi mendalam di balik program ini. “Pembangunan di Papua mengajarkan kita satu hal mendasar: bahwa kemanusiaan harus dimulai dari keadilan. Kita mungkin dibedakan oleh bahasa, warna kulit, atau tradisi, tetapi suara hati yang mendambakan keadilan adalah bahasa universal yang sama di mana pun. Oleh karena itu, misi kami adalah menjadikan Papua tidak hanya sebagai permata keindahan alam, tetapi juga sebagai sebuah simbol keindustrian yang inklusif, di mana setiap orang memiliki tempat untuk berkontribusi dan merasakan manfaatnya,” sambungnya dengan penuh keyakinan.

Sebagai langkah konkret, Kementrans mengajak China untuk bersinergi membangun Papua dari berbagai sektor vital, mulai dari pendidikan, kesehatan, hingga pengembangan industri di Bumi Cendrawasih. Kolaborasi ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem pembangunan yang holistik.

Dalam konteks inilah, peran universitas-universitas ternama seperti CCNU menjadi sangat sentral

Institusi seperti ini bukan sekadar mengajarkan ilmu dan matematika, melainkan juga menanamkan ‘tujuan’. Anda tidak hanya menghasilkan pengetahuan, tetapi juga melahirkan ‘kebijaksanaan’. Anda tidak hanya membangun intelektual, tetapi juga mengukir ‘karakter’, tegas Iftitah, menyoroti peran pendidikan sebagai pilar utama perubahan.

Ia menegaskan bahwa esensi pembangunan sesungguhnya terletak pada pemberdayaan manusia, bukan sekadar pembangunan fisik. “Sumber daya paling berharga bagi suatu bangsa bukanlah emas atau minyak, melainkan modal manusia (human capital). Kekayaan alam akan habis, tetapi kecerdasan, kreativitas, dan semangat rakyat adalah sumber daya yang tak pernah kering,” tambahnya.

Di akhir paparannya, Menteri Iftitah kembali menekankan undangan terbuka ini. “Kami dengan tangan terbuka mengajak China untuk bergabung dalam misi mulia ini—untuk bersama-sama membangun sekolah yang mencerdaskan, rumah sakit yang menyembuhkan, dan industri yang menghormati kearifan lokal serta berkeadilan. Mari bersama kita tuliskan sebuah babak indah untuk Papua; sebuah narasi agung tentang konektivitas, kemajuan, dan peningkatan taraf hidup manusia.

Kolaborasi Nyata: Dari Ruang Kuliah ke Pembangunan Berkelanjutan di Papua

Kementerian Transmigrasi tidak hanya berhenti pada ajakan. Selanjutnya, pemerintah telah menyiapkan sejumlah skema konkret untuk merealisasikan kolaborasi ini. Sebagai contoh, mereka membuka program magang dan penelitian lapangan bagi mahasiswa CCNU di kawasan transmigrasi Papua. Pada saat yang sama, mereka mengajak para akademisi China untuk berbagi keahlian dalam bidang teknologi pertanian, manajemen sumber daya air, dan energi terbarukan yang sesuai dengan kondisi Papua.

Merespons ajakan ini, Rektor CCNU, Prof. Li Wei, menyampaikan antusiasmenya. “Universitas kami sangat menyambut baik inisiatif strategis ini. Oleh karena itu, kami akan segera membentuk tim tugas khusus untuk menjajaki kemitraan ini. Lebih jauh lagi, kami percaya bahwa keterlibatan langsung mahasiswa dalam proyek pembangunan berkelanjutan ini akan menjadi pengalaman belajar yang tak ternilai,” ujarnya di sela-sela acara.

Di sisi lain, para mahasiswa Indonesia asal Papua yang sedang menempuh pendidikan di China juga menyatakan dukungan. Markus Wenda, salah satu mahasiswa, mengungkapkan, “Ini adalah kabar yang sangat membanggakan. Akibatnya, kami berharap kolaborasi ini tidak hanya membangun infrastruktur, tetapi yang lebih penting, juga memberdayakan masyarakat lokal. Dengan kata lain, pembangunan harus melibatkan kami dari awal hingga akhir agar benar-benar tepat sasaran.”

Selain itu, Kementrans juga menekankan pentingnya pendekatan budaya. “Kami akan memastikan bahwa setiap proyek kolaborasi menghormati kearifan lokal. Misalnya, dalam membangun sekolah, desain arsitektur dapat mengadaptasi budaya setempat. Dengan demikian, kemajuan yang kita ciptakan tidak akan mengikis identitas asli masyarakat Papua,” jelas Menteri Iftitah.

, ,

Tragedi di Halaman Suci: Sopir Tewas Ditikam dalam Malam Mencekam oleh KKB di Yahukimo

INFO Kumurkek- Kedamaian malam di Distrik Dekai, Yahukimo, Papua Pegunungan, pecah oleh teriakan dan bau anyir darah. Sebuah peristiwa brutal mengubah halaman Gereja GIDI Siloam, yang seharusnya menjadi tempat perlindungan dan kedamaian, menjadi lokasi pembantaian. Bahar bin Saleh (55), seorang sopir taksi pikap berhati lembut asal Makassar, Sulawesi Selatan, harus meregang nyawa setelah diserang dan ditikam secara keji oleh sekelompok orang yang diduga Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Kedamaian Malam Dekai Pecah Oleh Teriakan Dan Bau Anyir Darah
Kedamaian Malam Dekai Pecah Oleh Teriakan Dan Bau Anyir Darah

Baca Juga : Pertemuan Intensif Komisi B Dengan Disnakerindag Dan BPKAD.

Insiden mencekam ini terjadi pada Senin malam, sekitar pukul 20.05 WIT, tepat di depan mata kepala suku setempat yang berusaha—namun gagal—menghentikan amuk para pelaku.

Malam yang Berubah Menjadi Laga Buru

Bahar, yang dikenal sebagai sosok pekerja keras, baru saja mengemudikan pikapnya memasuki halaman gereja di Jalan Poros Logpon Kilometer 4. Saat itu, ia tengah membantu persiapan untuk peresmian Gereja GIDI Siloam yang rencananya akan digelar esok harinya. Udara malam yang tenang tiba-tiba disambar oleh langkah-langkah cepat dan niat jahat.

Menurut penuturan Kepala Operasi Damai Cartenz, Brigjen Faizal Ramadhani, korban sama sekali tidak menyadari bahaya yang mengintai. “Korban tiba-tiba diserang dari arah jalan masuk. Dia sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk melawan atau bersiap,” ujar Faizal, menggambarkan betapa spontannya serangan itu terjadi.

Dengan sisa tenaga dan naluri bertahan hidup yang kuat, Bahar berusaha menyelamatkan diri. Dia berlari sekuat tenaga menuju bangunan gereja, berharap tembok suci itu dapat memberinya perlindungan. Namun, para pelaku bagai hantu yang tak kenal ampun. Mereka mengejar tanpa henti, mengubah halaman gereja menjadi arena perburuan yang mengerikan.

“Sang pelaku tetap mengejar dan melakukan penikaman berulang kali hingga korban tersungkur tak berdaya,” tutur Faizal dengan nada prihatin. Adegan kekerasan itu terjadi hanya dalam hitungan menit, namun meninggalkan luka yang mendalam bagi semua yang menyaksikan.

Teriakan Sang Kepala Suku yang Tak Diindahkan

Yang membuat tragedi ini semakin memilukan adalah upaya heroik, meski sia-sia, dari seorang kepala suku setempat yang berada di lokasi. Menyaksikan aksi biadab itu, sang kepala suku berteriak sekuat tenaga, mencoba menggunakan wibawa dan statusnya untuk menghentikan pertumpahan darah.

“Dia berteriak, ‘Jangan, saya kepala suku!’,” jelas Faizal Ramadhani. Namun, teriakan yang seharusnya penuh kuasa itu seperti angin lalu bagi para pelaku. Mereka sama sekali tidak mengindahkan, dan terus melanjutkan serangan mematikan mereka, bahkan di area rumah ibadah yang seharusnya dihormati oleh semua pihak.

Fakta ini semakin mengukuhkan sifat brutal dan tak kenal belas kasihan dari para pelaku. Mereka tidak hanya mengabaikan hukum positif, tetapi juga melanggar norma adat dan kesucian tempat ibadah.

Korban Tewas dengan Luka Mengenaskan, Kendaraan Dibakar

Kedamaian Tim gabungan Satgas Operasi Damai Cartenz dan Polres Yahukimo segera bergerak cepat setelah mendapat laporan. Saat tiba di lokasi, pemandangan mengerikan sudah menyambut mereka. Bahar bin Saleh terbaring tak bernyawa dengan luka tusuk yang parah di bagian-bagian vital tubuhnya.

Korban sempat dievakuasi ke RSUD Dekai untuk mendapatkan pertolongan medis, namun nyawanya sudah tidak dapat diselamatkan. “Korban dinyatakan meninggal dunia akibat luka tusuk parah di bagian perut, dada, dan kepala,” jelas Faizal.

Tak hanya merenggut nyawa, para pelaku juga melakukan aksi pembakaran terhadap pikap milik korban, seolah ingin menghapus semua jejak dan menambah suasana teror. Pikap yang semula adalah alat mencari nafkah Bahar, hangus menjadi kerangka besi.

KKB Didalangi Pelaku, Aktivitas Gereja Terpaksa Ditunda

Hasil penyelidikan sementara polisi mengarah pada keterlibatan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Wakil Kepala Operasi Damai Cartenz, Kombes Adarma, menyatakan bahwa pelaku diduga merupakan bagian dari KKB yang mengaku sebagai Kodap XVI Yahukimo.

“Kelompok ini selama ini aktif melakukan aksinya di wilayah Jalan Poros Logpon KM 4,” tegas Adarma. “Insiden ini menjadi bukti nyata kekejaman kelompok KKB, yang terus menebar aksi kejahatan bersenjata tanpa pandang bulu, termasuk di fasilitas kesehatan, pendidikan, dan tempat ibadah.”

Tragedi ini memaksa jemaat gereja dan panitia untuk menunda peresmian Gereja GIDI Siloam, sebuah acara yang seharusnya penuk sukacita. Kini, gereja tersebut justru menjadi saksi bisu sebuah kejahatan kemanusiaan yang meninggalkan duka mendalam bagi keluarga Bahar, warga sipil, dan seluruh masyarakat yang mendambakan perdamaian di Bumi Cenderawasih.

Pengejaran terhadap para pelaku masih terus dilakukan secara intensif oleh aparat keamanan. Masyarakat berharap, para pelaku yang telah mengotori tempat suci dengan darah ini segera diadili dan dihukum setimpal, sambil berdoa agar tragedi mengerikan seperti ini tidak terulang lagi di masa depan.

, ,

DPRK Jayawijaya Ambil Sikap: Panggil OPD Terkait Soal Harga Pangan dan Keterlambatan Dana Desa

INFO Kumurkek- Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan, mengambil langkah tegas untuk menyikapi sejumlah permasalahan yang meresahkan masyarakat. Dalam sebuah pertemuan intensif, komisi ini memanggil dua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) kunci, yakni Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian dan Perdagangan (Disnakerindag) serta Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD).

Pertemuan Intensif Komisi B Dengan Disnakerindag Dan BPKAD
Pertemuan Intensif Komisi B Dengan Disnakerindag Dan BPKAD

Baca Juga : Pola Teror Berulang KKB Kembali Bakar Sekolah Di Kiwirok

Panggilan ini dilakukan guna membahas dua isu krusial yang berdampak langsung pada kesejahteraan warga: ketidakstabilan harga dan kelangkaan bahan pokok, serta keterlambatan yang signifikan dalam penyaluran Dana Desa (DD).

Harga Bahan Pokok Tak Sesuai dan Tidak Seragam: Disnakerindag Diminta Turun Tangan

Ketua Komisi B DPRK Jayawijaya, Yosep Lokobal, di Wamena, menyoroti praktik kecurangan yang marak terjadi di pasar. Salah satu contoh nyata yang diungkapkannya adalah manipulasi timbangan dan isi pada beras yang seharusnya dijual kepada masyarakat.

“Kami menemukan fakta yang sangat meresahkan di lapangan. Karung beras Bulog yang seharusnya berisi 20 kilogram, ternyata secara nakal dikurangi isinya oleh oknum pedagang menjadi hanya 18 kilogram. Ironisnya, beras yang isinya kurang ini dijual dengan harga yang sama persis seperti beras 20 kilogram. Ini jelas merupakan bentuk penipuan yang sistematis dan merugikan masyarakat,” tegas Yosep Lokobal dengan nada prihatin.

Selain masalah bobot yang tidak jujur, Komisi B juga menemukan ketidaktertiban dalam struktur harga. Harga beras dan bahan pokok lainnya bisa berbeda sangat jauh dari satu kios ke kios lainnya. Hal ini terjadi padahal Disnakerindag sebenarnya telah menetapkan kisaran harga acuan.

“Ketidakserasian harga ini menciptakan distorsi pasar dan kebingungan di kalangan konsumen. Masyarakat bingung, mana harga yang wajar. Atas dasar inilah kami memanggil Disnakerindag untuk mendesak pengawasan di lapangan diperketat secara maksimal,” papar Yosep.

Yosep menegaskan bahwa sikap tegas harus diambil terhadap pedagang yang terus melakukan pelanggaran. “Jika ada pedagang nakal yang masih bandel, dinas harus berani mengambil langkah hukum. Jika perlu, cabut izin usahanya atau tutup tokonya sementara. Cara-cara seperti ini tidak bisa dibiarkan karena yang dirugikan adalah rakyat kecil yang sedang berjuang memenuhi kebutuhan sehari-hari,” tambahnya.

BPKAD Diingatkan untuk Percepat DPA Perubahan dan Cairkan Dana Desa

Tidak hanya soal pangan, sorotan Komisi B juga tertuju pada kinerja BPKAD. Yosep Lokobal menyatakan keprihatinannya atas lambatnya proses penyusunan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Perubahan, padahal tahun anggaran 2023 telah memasuki masa akhir.

“Kami meminta dengan sangat kepada BPKAD untuk mempercepat proses DPA Perubahan. Waktu yang tersisa hanya sekitar dua bulan. Jika DPA tidak segera dituntaskan, maka penyerapan anggaran untuk seluruh OPD, termasuk Dana Desa, akan terhambat total. Ini akan berakibat pada terhentinya berbagai program dan pembangunan di daerah,” jelas Yosep.

Pertemuan Ia secara khusus menyoroti nasib Dana Desa yang hingga saat ini, Oktober, belum juga dicairkan untuk tahap pertama. Padahal, idealnya pencairan tahap I sudah dilakukan pada bulan Juni atau Juli.

“Masalahnya kompleks. Ada pergantian kepala desa dan bendahara yang baru, yang membutuhkan pembaruan dokumen seperti NPWP dan e-KTP untuk mengubah spesimen tanda tangan di bank. Namun, proses ini tidak boleh menjadi alasan untuk menunda-nunda. Koordinasi harus lebih digiatkan,” ujarnya.

Yosep mengingatkan bahwa waktu yang tersisa sangat sempit. “Setelah tahap I dana desa akhirnya cair, desa harus menyusun Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) terlebih dahulu sebelum bisa mengajukan pencairan tahap II. Pertanyaannya, dalam waktu dua bulan ini, mampukah kedua tahapan krusial ini diselesaikan? Ini menjadi pekerjaan rumah yang sangat besar, tidak hanya untuk BPKAD tetapi juga bagi pemerintah desa. Kami mendorong semua pihak untuk bekerja ekstra keras demi kepentingan masyarakat di kampung-kampung,” pungkas Yosep Lokobal menutup pernyataannya.

, ,

Teror di Pegunungan Papua: Gedung SMP Negeri Kiwirok Lagi-Lagi Jadi Korban Pembakaran KKB

INFO Kumurkek- Aksi brutal kelompok kriminal bersenjata (KKB) kembali meneror dunia pendidikan di tanah Papua. Bangunan SMP Negeri Kiwirok di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan, untuk kesekian kalinya dilalap si jago merah. Insiden yang terjadi di Desa Sopamikma ini bukanlah yang pertama, menandai sebuah pola teror yang berusaha memutus akses pendidikan bagi anak-anak di wilayah tersebut.

Pola Teror Berulang KKB Kembali Bakar Sekolah Di Kiwirok
Pola Teror Berulang KKB Kembali Bakar Sekolah Di Kiwirok

Baca Juga : Insiden Bersenjata Di Papua Tewaskan Dua Prajurit Penjaga Kedaulatan

Berdasarkan konfirmasi dari Kepala Operasi Damai Cartenz, Brigjen Faizal Ramadhani, pelaku pembakaran adalah KKB yang tergabung dalam Kodap XV pimpinan Ngalum Kupel. “Bangunan lama SMP Negeri Kiwirok dibakar oleh KKB di bawah pimpinan Ngalum Kupel. Ini adalah aksi yang sangat kita kutuk karena menyasar masa depan anak-anak,” ujar Faizal.

Aksi Pembakaran dan Buntut Kontak Senjata

Laporan dari lapangan menyebutkan bahwa aparat keamanan menyaksikan setidaknya tujuh orang anggota KKB terlibat langsung dalam aksi pembakaran sekolah tersebut. Gedung yang seharusnya menjadi tempat menimba ilmu itu pun tak berdaya dilalap kobaran api, menyisakan kepiluan dan trauma bagi warga.

Merespons laporan tersebut, personel Satgas Operasi Damai Cartenz pun segera bergerak cepat menuju lokasi kejadian. Namun, situasi justru memanas ketika pasukan berada di ujung Bandara Kiwirok. “Sesaat setelah personel tiba, terdengar satu kali letusan tembakan yang berasal dari arah lokasi pembakaran,” jelas Brigjen Faizal.

Insiden tembak-menembak pun tak terelakkan antara aparat keamanan dan anggota KKB. Dalam baku tembak yang terjadi, tim gabungan berhasil mendesak dan memukul mundur kelompok bersenjata tersebut. Para pelaku dilaporkan melarikan diri menuju arah Kampung Kotobib.

Sejarah Kelam yang Berulang dan Pengejaran Para Terduga

Yang membuat hati miris, ini bukanlah kali pertama SMP Negeri Kiwirok mengalami nasib tragis. Sekolah yang menjadi simbol harapan bagi generasi muda di Pegunungan Bintang ini sebelumnya juga pernah menjadi sasaran pembakaran oleh kelompok yang sama. Pola repetitif ini menunjukkan tantangan keamanan yang kompleks dan upaya sistematis untuk menciptakan ketakutan serta melumpuhkan sektor pendidikan.

Pasca insiden, aparat keamanan telah mengidentifikasi dan memburu setidaknya 16 terduga pelaku yang didalangi oleh Ngalum Kupel. Kelompok ini disebut sebagai otak di balik serangan dan pembakaran yang terjadi. Saat ini, para pelaku masih dalam pelarian setelah melarikan diri dari lokasi kejadian. Operasi pengejaran dan penyelidikan intensif terus dilakukan untuk menangkap dan memproses mereka sesuai hukum yang berlaku.

Insiden ini kembali menyoroti kerentanan wilayah pedalaman Papua dan betapa mahalnya harga yang harus dibayar untuk menegakkan hak dasar anak-anak, yaitu hak untuk memperoleh pendidikan dalam lingkungan yang aman dan nyaman. Pembakaran sekolah bukan hanya merusak bangunan fisik, tetapi juga membakar harapan dan masa depan para pelajar yang bersekolah di sana.

, ,

Duka Cita di Bumi Cendrawasih: Dua Prajurit TNI Gugur dalam Dua Serangan Terpisah Kelompok Bersenjata di Papua

INFO Kumurkek- Dalam rentang waktu yang berduka, dua prajurit TNI harus meregang nyawa dalam tugas menjaga kedaulatan negara di tanah Papua. Keduanya gugur dalam insiden terpisah yang dilakukan oleh kelompok bersenjata, Organisasi Papua Merdeka (OPM), di dua lokasi yang berbeda dalam satu hari yang kelam. Peristiwa ini kembali menyoroti kerawanan keamanan dan harga mahal yang harus dibayar untuk menjaga perdamaian di wilayah pedalaman Papua.

Insiden Bersenjata Di Papua Tewaskan Dua Prajurit Penjaga Kedaulatan
Insiden Bersenjata Di Papua Tewaskan Dua Prajurit Penjaga Kedaulatan

Baca Juga : Aksi Biadab Merenggut Nyawa Ibu Melani, Sang Guru Pejuang

Korban Jiwa di Medan Pengabdian

Kedua prajurit yang gugur tersebut adalah:

  1. Praka Amin Nurohman, personel Satgas Yonif 410/Alugoro, yang gugur di Kampung Moyeba, Distrik Moskona Utara, Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat.

  2. Letda Inf Fauzy Ahmad Sulkarnain (23), personel Satgas Pamtas Statis RI-PNG Yonif 753/AVT, yang gugur dalam kontak tembak di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan.

Kedua jenazah telah berhasil dievakuasi dari lokasi kejadian dan sedang dalam proses pemulangan menuju rumah duka masing-masing di Kebumen, Jawa Tengah, dan Pangkep, Sulawesi Selatan. Sementara itu, operasi pengejaran terhadap para pelaku penyerangan masih terus dilakukan dengan intensif.

Kronologi Kesedihan di Teluk Bintuni: Dari Silaturahmi Berubah Jadi Tragedi

Insiden yang merenggut nyawa Praka Amin Nurohman bermula dari sebuah aktivitas yang justru penuh kedamaian. Saat itu, tim Satgas Yonif 410/Alugoro sedang melaksanakan anjangsana atau kunjungan silaturahmi kepada warga di Kampung Moyeba, Moskona Utara. Dalam momen yang seharusnya membangun kedekatan dengan masyarakat tersebut, tiba-tiba kelompok OPM pimpinan Demi Moss dari Kodap IV Sorong Raya melancarkan serangan mendadak.

Kapendam XVIII/Kasuari, Letkol Inf J Daniel P Manalu, dalam keterangannya dengan tegas mengutuk aksi keji ini. “Penyerangan ini menimbulkan satu putra terbaik TNI, Praka Amin Nurohman, gugur dalam penugasan. Selain itu, satu pucuk senapan almarhum dirampas oleh kelompok tersebut,” tuturnya.

Tragedi ini bukan hanya merenggut nyawa seorang prajurit, tetapi juga meninggalkan luka yang dalam bagi keluarganya dan rekan-rekannya di satuan. Jenazah Praka Amin kini sedang dalam perjalanan pulang ke tanah kelahirannya di Kebumen untuk beristirahat dengan tenang.

Duka di Perbatasan Kiwirok: Gugur Saat Menjaga Garis Terdepan Negara

Sementara duka masih menyelimuti Teluk Bintuni, kabar pilu datang dari perbatasan Papua Pegunungan. Letda Inf Fauzy Ahmad Sulkarnain, seorang perwira pertama muda yang baru berusia 23 tahun, gugur dalam baku tembak dengan kelompok OPM di kawasan Kiwirok yang dikenal terpencil dan berbukit.

Letda Fauzy gugur saat menjalankan tugas pokoknya: berpatroli untuk mengamankan wilayah perbatasan RI-Papua Nugini. Serangan mendadak yang dilancarkan kelompok bersenjata itu memutuskan harapan dan mengakhiri pengabdiannya di usia yang sangat muda.

Kabar gugurnya Letda Fauzy dibenarkan langsung oleh keluarganya di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan. Serma Sulkarnain, ayah almarhum, dengan berat hati menerima kenyataan pahit itu. “Saya terima kabar (Letda Fauzy gugur) itu kemarin sore,” ujarnya, mengungkapkan duka yang tak terperi di rumah duka.

Komitmen TNI dan Luka yang Tertinggal

Menanggapi dua insiden berdarah ini, institusi TNI, dalam hal ini Kodam XVIII/Kasuari, menyatakan komitmennya untuk tidak tinggal diam. Mereka bertekad untuk mengejar dan menangkap semua pelaku yang terlibat dalam penyerangan keji ini. Komitmen ini bukan hanya tentang penegakan hukum, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap pengorbanan kedua prajuritnya.

Kedua insiden ini menjadi pengingat pahit betapa kompleksnya situasi keamanan di Papua. Di balik tugas-tugas kemanusiaan dan pembinaan wilayah, para prajurit di garis depan terus menghadapi ancaman yang nyata. Gugurnya Praka Amin Nurohman dan Letda Inf Fauzy Ahmad Sulkarnain bukan sekadar statistik, tetapi sebuah kisah tentang pengorbanan, loyalitas, dan cinta mereka pada tanah air yang harus berakhir dengan cara yang paling tragis. Kedua prajurit ini kini telah menyelesaikan tugas terakhirnya, meninggalkan duka mendalam bagi bangsa, korps, dan terutama keluarga yang mereka tinggalkan.

, ,

Cinta yang Tumbuh di Tengah Bencana: Kisah Bu Melani, Guru Pejuang yang Gugur di Tangan Kekejaman

INFO Kumurkek- Sebuah pagi yang seharusnya diwarnai tawa ceria dan semangat menanam kebaikan, berubah menjadi scene horor yang memilukan di pedalaman Papua Pegunungan. Sebuah aksi biadab merenggut nyawa seorang “pahlawan tanpa tanda jasa”, Ibu Melani Wamea, seorang guru wanita yang dedikasinya tak terbantahkan bagi masa depan anak-anak di Yahukimo.

Aksi Biadab Merenggut Nyawa Ibu Melani, Sang Guru Pejuang
Aksi Biadab Merenggut Nyawa Ibu Melani, Sang Guru Pejuang

Baca Juga : Komite Khusus Prabowo Untuk Percepat Otsus Papua

Tragedi ini terjadi di Kampung Holuwon, Distrik Holuwon, sebuah lokasi di mana pendidikan adalah cahaya yang sangat berharga. Saat itu, Ibu Melani bersama dengan rekan-rekan guru dan murid-muridnya yang bersemangat, hendak melakukan sebuah kegiatan mulia: menanam pohon di area perbukitan sekitar sekolah. Kegiatan ini bukan sekadar rutinitas, melainkan sebuah pelajaran nyata tentang mencintai lingkungan, tentang menanam harapan untuk masa depan yang lebih hijau dan asri.

Namun, di balik nuansa syahdu dan edukatif itu, bahaya mengintai. Saat rombongan tiba di lokasi, seorang siswa dengan kewaspadaan alaminya melihat sesuatu yang mencurigakan: dua orang tak dikenal dengan parang dan panah di tangan, berdiri di bawah bukit. Mereka diduga sedang bersiap untuk “memalang jalan” – sebuah istilah lokal yang menyimpan ancaman maut.

Teriakan itu ternyata adalah suara terakhir Ibu Melani

Ketika ditemukan, ia sudah dalam kondisi kritis, menjadi korban dari penganiayaan keji yang dilakukan oleh orang-orang tak dikenal tersebut. Saat-saat genting itu pun berlangsung. Dengan segala upaya dan ketakutan, saksi melakukan pertolongan pertama sambil berteriak minta bantuan. Sebuah usaha evakuasi darurat pun digelar. Nyawa Ibu Melani berusaha diselamatkan dengan mengevakuasinya menggunakan pesawat Mission Aviation Fellowship (MAF) dari Distrik Holuwon menuju Wamena, sebelum akhirnya diterbangkan lebih lanjut ke Jayapura untuk perawatan intensif di RS Bhayangkara.

Sayangnya, perjuangan dan harapan itu harus pupus. Luka-luka yang diderita Ibu Melani terlalu parah

Nyawa guru yang mengabdi dengan tulus di pedalaman ini tak tertolong. Ia dinyatakan meninggal dunia saat tiba di rumah sakit, meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga, rekan seprofesi, dan setiap murid yang pernah merasakan kasih sayangnya.

Polisi kini masih menyelidiki kasus pembunuhan yang mengejutkan dan menyedihkan ini. “Satreskrim Polres Yahukimo telah melakukan monitoring dan pengumpulan keterangan dari sejumlah saksi. Kami juga berkoordinasi intensif dengan pihak rumah sakit dan tim identifikasi untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut,” tegas Kapolres Zet.

Lebih lanjut, Kapolres mengungkapkan bahwa dalam insiden tersebut, tiga orang guru lain berhasil selamat. Namun, keselamatan fisik mereka dibayangi trauma psikologis yang dalam.

“Kepolisian akan melakukan langkah hukum yang tegas untuk mengungkap serta menangkap para pelaku keji ini,” janji Zet. “Kami, mewakili seluruh institusi, menyampaikan duka cita yang mendalam atas gugurnya salah satu tenaga pendidik yang dengan gigih mengabdi di pedalaman Yahukimo. Ini bukan hanya kehilangan seorang guru, tetapi juga sebuah pukulan bagi masa depan pendidikan anak-anak Papua.”

Duka di Bumi Cenderawasih: Kisah Bu Melani, Cahaya Pendidikan yang Padam di Tengah Kekejaman

Kegiatan Mulia yang Berubah Tragis
Aksi Biadab Kronologi kegelapan itu berawal dari sebuah aktivitas penuh makna. Pada hari itu, Ibu Melani bersama dengan rekan-rekan guru dan murid-muridnya yang bersemangat, tengah menuju lokasi penanaman pohon di area perbukitan sekitar Kampung Holuwon, Distrik Holuwon. Kegiatan ini bukan sekadar rutinitas, melainkan sebuah pelajaran nyata tentang mencintai lingkungan dan menanam harapan untuk masa depan yang lebih hijau.

Namun, di balik nuansa syahdu dan edukatif itu, bahaya mengintai. Saat rombongan tiba di lokasi, seorang siswa dengan kewaspadaan alaminya melihat sesuatu yang mencurigakan: dua orang tak dikenal dengan parang dan panah di tangan, berdiri di bawah bukit. Mereka diduga sedang bersiap untuk “memalang jalan” – sebuah istilah lokal yang menyimpan ancaman maut.

Teriakan itu ternyata adalah suara terakhir Ibu Melani

Ketika ditemukan, ia sudah dalam kondisi kritis, menjadi korban dari penganiayaan keji. Saat-saat genting itu pun berlangsung. Dengan segera, saksi melakukan pertolongan pertama sambil berteriak minta bantuan. Upaya evakuasi darurat pun digelar dengan menghubungi pihak berwenang.

Sayangnya, perjuangan dan harapan itu harus pupus. Luka-luka yang diderita Ibu Melani terlalu parah. Nyawa guru yang mengabdi dengan tulus di pedalaman ini tak tertolong.

Respons Otoritas dan Dampak yang Tertinggal
Kapolres Yahukimo, AKBP Zet Saalino, menyatakan bahwa penyelidikan segera diluncurkan. “Satreskrim Polres Yahukimo telah melakukan monitoring dan pengumpulan keterangan dari sejumlah saksi. Kami juga berkoordinasi intensif dengan pihak rumah sakit dan tim identifikasi untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut,” tegasnya.

Lebih lanjut, Kapolres mengungkapkan bahwa dalam insiden tersebut, tiga orang guru lain berhasil selamat. Namun, keselamatan fisik mereka dibayangi trauma psikologis yang dalam. Ini bukan hanya kehilangan seorang guru, tetapi juga sebuah pukulan bagi masa depan pendidikan anak-anak Papua.”

, ,

Pemuda Katolik Apresiasi Langkah Nyata Prabowo: Komite Eksekutif Papua Diharapkan Jadi Katalisator Perubahan

INFO Kumurkek- Langkah strategis Presiden Prabowo Subianto membentuk Komite Eksekutif Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Otsus Papua mendapat sambutan positif dari berbagai kalangan, salah satunya dari Pengurus Pusat (PP) Pemuda Katolik. Mereka menilai langkah ini bukan sekadar kebijakan administratif belaka, melainkan sebuah wujud nyata dan komitmen serius pemerintah pusat untuk mendengarkan dan mempercepat pembangunan di Bumi Cendrawasih.

Komite Khusus Prabowo Untuk Percepat Otsus Papua
Komite Khusus Prabowo Untuk Percepat Otsus Papua

Baca Juga : Petualangan Ilmu Yang Merangkul Siswa Papua

Komite yang resmi dilantik di Istana Negara, Jakarta, pada Rabu, 8 Oktober 2025, ini dipandang sebagai sebuah terobosan baru dalam pendekatan pembangunan Papua. Ketua Umum PP Pemuda Katolik, Stefanus Gusma, dalam pernyataannya menyampaikan apresiasi yang tinggi atas inisiatif Presiden Prabowo ini.

“Kami menyambut baik dan mengucapkan selamat atas terpilihnya para tokoh yang tergabung dalam Komite Eksekutif. Langkah Presiden membentuk komite ini adalah bukti nyata kepedulian dan perhatian beliau terhadap isu-isu strategis dan kompleks yang dihadapi oleh masyarakat di Tanah Papua,” tegas Gusma.

Lebih dari sekadar ucapan selamat, Gusma menyampaikan harapan yang mendalam agar komite ini dapat berfungsi secara optimal. “Harapan kami, komite ini dapat bekerja secara maksimal, efektif, dan kolaboratif.

Komposisi Tim yang Tepat dan Berpengalaman

Kekuatan dari komite ini tidak lepas dari sosok-sosok yang terpilih untuk mengisinya. Pendapat ini turut diungkapkan oleh Melkior Sitokdana, Ketua Departemen Gugus Tugas Papua PP Pemuda Katolik. Menurutnya, Presiden Prabowo telah melakukan langkah yang jitu dengan memilih anggota komite yang dinilai sangat memahami seluk-beluk Papua.

“Kami mengapresiasi tinggi pemilihan para anggota komite yang memiliki pemahaman mendalam dan holistik terhadap kondisi sosial, budaya, ekonomi, serta dinamika pembangunan di Papua. Mereka bukanlah figur yang asing; mereka adalah putra-putri terbaik Papua yang telah lama berkecimpung dan memahami kompleksitas persoalan di sana,” ujar Melkior.

“Kami berharap ke depan dapat terbangun sinergi yang solid antara Komite Eksekutif dan Gugus Tugas Papua Pemuda Katolik. Bersama-sama, kita dapat merumuskan dan mendorong program-program yang konkret, berpihak pada rakyat, dan berorientasi pada kemajuan serta kesejahteraan berkelanjutan bagi seluruh masyarakat Papua,” tambahnya.

Rekam Jejak Pemuda Katolik dalam Mendampingi Papua

Komitmen Pemuda Katolik terhadap Papua bukanlah hal baru. Sejak tiga tahun yang lalu, organisasi ini telah membentuk Gugus Tugas Khusus Papua yang secara aktif terlibat dalam berbagai kegiatan. Jejak kerja mereka telah menyentuh beberapa bidang krusial, seperti:

  • Pemberdayaan Ekonomi: Membantu menciptakan lapangan kerja dan menguatkan ekonomi lokal.

  • Penguatan Literasi Digital: Mempersiapkan generasi muda Papua untuk menghadapi era digital.

  • Kolaborasi dengan Gereja dan Lembaga Lain: Menjadi jembatan dan mitra strategis bagi berbagai pihak yang peduli terhadap pembangunan Papua.

Dengan rekam jejak ini, dukungan dan tawaran sinergi dari Pemuda Katolik kepada Komite Eksekutif baru ini menjadi sangat relevan dan berdasar.

Siapa Saja Anggota Penting Komite Eksekutif Papua?

Pembentukan Komite Eksekutif Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua ini berdasarkan pada Keppres Nomor 110P Tahun 2025. Presiden Prabowo menunjuk Velix Vernando Wanggai sebagai Ketua Komite.

Yang menarik, komite ini beranggotakan sepuluh tokoh yang berasal dari latar belakang yang beragam, mulai dari mantan pejabat pemerintah hingga figur publik, menunjukkan pendekatan yang inklusif. Beberapa nama yang familiar di antaranya:

  1. Velix Vernando Wanggai (Ketua)

  2. John Wempi Wetipo (Mantan Wakil Menteri Dalam Negeri)

  3. Ignatius Yogo Triyono

  4. Paulus Waterpauw

  5. Ribka Haluk (Mantan Wakil Menteri Dalam Negeri)

  6. Ali Hamdan Bogra

  7. Gracia Josaphat Jobel Mambrasar

  8. Yani

  9. John Gluba Gebze

  10. Johnson Estrella Sihasale atau Ari Sihasale (Selebritas dan Aktivitas Sosial)

Sinergi Konkret dan Langkah Ke Depan: Pemuda Katolik Siap Berkolaborasi untuk Papua

Selanjutnya, Pemuda Katolik tidak hanya berhenti pada pernyataan apresiasi. Organisasi ini secara proaktif menyiapkan langkah-langkah nyata untuk mendukung kerja komite. Sebagai tindak lanjut dari pembentukan komite ini, Pemuda Katolik berencana mengadakan forum dengar pendapat bersama para anggotanya.

Pada akhirnya, tujuan dari seluruh upaya ini adalah membawa dampak langsung bagi masyarakat Papua. Oleh karena itu, Gugus Tugas Papua Pemuda Katolik akan memfokuskan energi pada program pendampingan masyarakat di tingkat akar rumput.

Sebagai contoh, program literasi digital yang telah berjalan akan mereka skalakan dan sesuaikan dengan rekomendasi dari komite. Selain itu, mereka juga akan memperkuat program pemberdayaan ekonomi kreatif yang memanfaatkan kekayaan budaya dan sumber daya alam lokal Papua.

Di sisi lain, kolaborasi dengan figur publik seperti Ari Sihasale dalam komitee membuka peluang baru. Dengan demikian, kampanye publik tentang perdamaian dan kemajuan Papua dapat menjangkau audiens yang lebih luas dan segmen masyarakat yang lebih beragam.

Singkatnya, pembentukan ini memantik optimisme baru. Akibatnya, semua pihak kini bergerak dengan semangat dan peta jalan yang lebih jelas.

, ,

Dari Kelas Terdengar Tawa: TSE Group Nyalakan Semangat Belajar Generasi Penerus Boven Digoel

INFO Kumurkek- Suasana yang biasanya hening setelah bel sekolah pulang berbunyi, kini berganti dengan gelak tawa riang dan sorot mata penuh antusiasme. Ruang kelas di Kampung Asiki, Distrik Jair, Kabupaten Boven Digoel, Papua Selatan, itu hidup kembali. Di dalamnya, puluhan siswa-siswa dengan wajah berbinar tak lagi melihat pelajaran sebagai beban, melainkan sebuah petualangan ilmu yang menyenangkan.

Petualangan Ilmu Yang Merangkul Siswa Papua
Petualangan Ilmu Yang Merangkul Siswa Papua

Baca Juga : Anselmus Arfin Gugur, Harapan Anak Muda Intan Jaya Terputus Oleh Kekejaman KKB

Energi positif ini tercipta berkat kehadiran program pelajaran tambahan yang dihelat oleh Tunas Sawa Sawa Erma (TSE) Group. Inisiatif ini merupakan bagian dari komitmen sosial perusahaan (Corporate Social Contribution/CSC) yang berfokus pada pilar pendidikan, dirancang khusus untuk menjangkau generasi muda di tanah Papua.

Sarah Ita, siswi kelas 12 IPS SMAN Asiki, tak menyangka akan begitu menikmati sesi belajar di luar jam sekolahnya

“Awalnya dikasih tahu ada pelajaran tambahan dari perusahaan, saya langsung membayangkan kelas yang kaku dan membosankan. Ternyata, perkiraan saya salah total!” ujarnya dengan semangat. “Kakak-kakak pemateri dari TSE Group menyajikan pelajaran dengan cara yang seru, interaktif, dan ada games berhadiah! Saya dan teman-teman sangat senang dan tidak sabar untuk pertemuan selanjutnya.”

Program edukasi sosial ini tidak sekadar mengejar nilai akademis semata. Lebih dari itu, program ini dirancang dengan misi mulia: melengkapi pendidikan formal dengan wawasan dan keterampilan hidup yang relevan dengan tantangan zaman. Materi-materi yang disampaikan pun beragam dan aplikatif, mulai dari pendidikan karakter yang membangun kepribadian unggul, pelestarian lingkungan untuk menumbuhkan rasa cinta pada alam Papua, hingga materi-materi informatif lainnya yang membuka wawasan siswa.

Untuk memastikan pemahaman dan menjaga semangat peserta, setiap sesi pembelajaran diselingi dengan kuis interaktif berhadiah

Metode ini terbukti efektif memacu adrenalin belajar dan membuat konsep-konsep yang diajarkan melekat erat dalam ingatan. Dukungan dan apresiasi juga datang dari kalangan pendidikan setempat. Ruvinus Nemokai, S.Pd, Kepala SMKN 3 Boven Digoel, menyambut hangat inisiatif TSE Group ini. Menurutnya, kehadiran program ini membawa angin segar dan dampak yang sangat positif bagi perkembangan siswa.

“Yang paling terasa adalah semangat dan motivasi belajar mereka yang meningkat drastis. Program ini tidak hanya mengajarkan teori, tetapi juga memberikan inspirasi,” ujar Ruvinus. “Kami sangat berharap program ini dapat berkelanjutan karena ia menyentuh kebutuhan paling mendasar di daerah kami: akses pendidikan berkualitas yang menyenangkan dan memotivasi.”

Komitmen TSE Group dalam membina generasi penerus diungkapkan langsung oleh General Manager TSE Group, Daniel Sim Ayomi A.Md, S.Sos, S.H, MPA. Daniel menegaskan bahwa perusahaan memandang investasi terbaik untuk masa depan sebuah daerah adalah melalui pendidikan generasi mudanya.

“Kami percaya, masa depan Boven Digoel yang gemilang ditentukan oleh anak-anak muda yang cerdas dan berkarakter hari ini. Oleh karena itu, melalui pilar CSC pendidikan, kami menghadirkan kegiatan edukasi sosial ini sebagai bentuk dukungan nyata,” jelas Daniel. “Harapan kami, setidaknya melalui kegiatan yang penuh keceriaan ini, kami dapat memberikan suntikan semangat belajar dan memantik mimpi yang lebih besar bagi para pelajar di sekitar wilayah operasional kami.”

Kehadiran TSE Group di Boven Digoel memang tidak hanya berorientasi pada bisnis di sektor perkebunan dan pengelolaan kelapa sawit. Petualangan Jejak mereka tertanam lebih dalam, diiringi dengan komitmen berkelanjutan untuk mendorong kesejahteraan masyarakat Papua.

Tidak Ada Postingan Lagi.

Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.